Jumat, 29 Juni 2007

Energi Dahsyat untuk Menjaga Keutuhan Rumah Tangga

Caption: Meski waktunya terbatas, Tris selalu mengupayakan mencari waktu sela untuk berkumpul bersama keluarga. Saya selalu mengupayakan ada waktu tertentu di mana kami kumpul bareng. Kalau Sabtu Minggu nggak libur, ya saya harus pintar-pintar mencari hari lain...
Memasuki tahun kesembilan, rumah tangga presenter olahraga RCTI Sutrisno Irawan atau lebih dikenal dengan Tris Irawan (42) dengan istrinya Kukuh Sri Gupalawati alias Lala (33) serta dua orang anak mereka, Adoria Irawan (7) dan Viga Ballacka (3), terlihat semakin harmonis.

pria itu tak henti-hentinya becanda dengan anak-anaknya sambil menonton teve di ruang tamu rumahnya yang terletak di kawasan Pondok kelapa, Jakarta Timur. Melihat tingkah polah anak-anak yang lepas, membuat sang mama ikut nimbrung. Suasana rumah yang tadinya sepi jadi ramai, penuh senda gurau. Senyum bahagia terpancar dari raut wajah pria itu, yang punya panggilan akrab Tris. Memang tidak setiap hari suasana seperti itu tercipta dalam rumah tangga Tris dan istrinya, Lala. Ini mengingat pekerjaan Tris yang waktunya tidak seperti orang kantoran pada umumnya. Hal inilah yang sering ditanyakan oleh kedua anak mereka, Adoria Irawan (7) dan Viga Ballacka (3). “Kenapa sih Ma, papa kerjanya nggak kayak orang-orang gitu. Giliran libur, papa pergi,” tanya anak-anak yang ditirukan Lala. “Lalu, saya ngasih pengertian kalau kerja di teve itu nggak ada liburnya,” begitu cara Lala memberi pengertian pada kedua anaknya.
Untuk menjelaskan lebih lanjut pekerjaan ayahnya di teve, Lala sering mengajak anak-anaknya nonton acara olahraga yang dipandu Tris. Siaran langsung tinju dunia biasanya yang ditayangkan hari Minggu. “Kalau yang besar ‘kan sudah sedikit tahu. Tapi kalau yang kecil selalu manggil-manggil pas nonton siaran dia. ‘Papa kok nggak nengok-nengok dipanggil, kok nggak jawab sih?’” ucap Lala yang membuat seisi ruangan tertawa terbahak-bahak. Menyadari waktunya yang terbatas, Tris lebih mementingkan kualitas pertemuannya ketimbang kuantitasnya. “Saya selalu mengupayakan ada waktu tertentu di mana kami kumpul bareng. Kalau Sabtu Minggu nggak libur, ya saya harus pintar-pintar mencari hari lain. Pada intinya ‘kan rumah tangga itu yang penting membangun komunikasi. Faktor seks dan segala macamnyamemang menjadi suatu kebutuhan, tapi bukan yang utama,” kata Tris. “Walaupun waktu terbatas, tapi intensitas komunikasi tetap terjaga dan anak-anak tetap dekat dengan orangtuanya,” sambung Tris, anak semata wayang pasangan Warsidi Irawan - (alm) Suwarsih.
Menurut ayah dua anak ini,keberadaan anak-anak membawa energi yang dahsyat untuk memberikan semangat dalam usahanya menjaga keutuhan rumah tangga. Setiap kali bertengkar, baik karena masalah-masalah sepele maupun menyangkut prinsip dalam berumah tangga, tidak pernah dibiarkan sampai berlarut-larut. Hari itu bertengkar, hari itu juga selesai. “Sekeras apa pun konflik itu, seberat apapun masalah itu, pada ujungnya kita tersadar ada sesuatu yang harus kita pertahankan, yaitu semangat kita untuk memelihara dan mendidik anak-anak,” jelas pria kelahiran Pati, Kudus, 23 Maret 1963 ini. “Sebenarnya kalau berantem itu karena masalah-masalah sepele. Misal saja, kurangnya perhatian dia terhadap keluarga. Kalau saya lagi ada perlu, dia nggak ada, malah main ke rumah teman-temannya di sekitar sini (rumah),” lanjut Lala.
Mereka menyadari, meski sudah hampir sembilan tahun mengarungi bahtera rumah tangga, bukan perkara mudah untuk mempersatukan dua karakter yang berbeda. Masing-masing punya ego yang besar. Masing-masing punya keinginan dan hasrat yang tak bisa ditebak. Ya, sampai kapan pun karakter Tris yang cenderung keras tak akan bisa disatukan dengan karakter Lala yang penyabar dan lemah lembut. Menyerah pada keadaan, tidak juga. Toh, sampai sekarang mereka terus-menerus melakukan masih proses adaptasi. “Selama delapan tahun waktu beradaptasi itu nggak juga kemudian menjadi mudah. Saya sendiri tipe orang yang nggak gampang dimengerti atau dipahami orang. Menurut banyak orang, saya punya karakter yang keras. Sulit bagi saya untuk mengalah kalau sudah menyangkut prinsip. Tapi paling tidak, perjalanan waktu yang ada ini membuat kita lebih dewasa, membuat kita lebih punya kesadaran untuk menanggung, memikul, dan memelihara rumah tangga ini bersama,” ungkap pria yang mengagumi vokal penyanyi Katon Bagaskara ini. “Makanya, yang kebanyakan mengalah, ya saya, hehehe,” sergah Lala cepat. “Itu kan ibadah,” balas Tris.

tetap menjaga komunikasi dengan keluarga
Lala mengakui, paling tidak betah didiamkan suaminya kalau sedang ribut. Kalau sudah begitu Lala harus menyingkirkan jauh-jauh rasa gengsinya dengan menegur lebih dulu. Tidak heran, masalah mereka tidak pernah dibawa sampai tempat tidur. “Kalau lagi marahan, paling kita tidurnya dipisahin anak-anak saja. Mereka di tengah, di antara kita. Jujur saja, saya nggak betah kalau dia diam lama-lama, jadi saya tegur duluan,” beri tahu Lala tersenyum. “Alhamdulillah, selama ini nggak pernah berpengaruh terhadap hubungan suami istri. Saya memang orangnya keras. Tapi kalau dia sudah membuka komunikasi, pada saat itu langsung mencair,” tambah Tris dengan wajah berseri-seri. Tris menambahkan, sebisa mungkin anak-anak tidak boleh tahu kalau orangtuanya sedang berantem. Tidak mudah memang menutupinya. Apalagi kalau emosi sudah meledak-ledak. Mau ditahan, sudah tidak mungkin. Satu-satunya cara dengan meluapkannya sampai merasa plong hatinya. Akibatnya, dua anak mereka tidak jarang menyaksikan pertengkaran orangtuanya.
“Sebaiknya memang pertengkaran atau konflik itu tidak di depan anak-anak karena kondisi mental mereka masih sangat rentan. Pada dasarnya saya itu orangnya emosional, ada saat-saat kontrol itu tidak bisa saya pegang yang membuat kita beberapa kali berantem di depan anak. Hal itu yang membuat saya jadi menyesal. Tidak seharusnya problem kita berdua diketahui oleh anak-anak,” beber Tris yang mengawali kariernya sebagai presenter news TVRI. Menjadi tugas Lala memberitahu anak-anak apa yang terjadi pada mereka. Susah-susah gampang memang. “Paling saya kasih tahu ke mereka, kalau kita berantem, lagi nggak cocok saja. Nanti juga baikan,” begitu kata Lala pada dua anaknya. Tapi mereka seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi pada orangtua mereka.
Sebenarnya kalau mau ditilik lagi, pertengkaran demi pertengkaran dalam rumah tangga mereka bukan barang baru lagi. Jauh sebelum mereka menikah di Masjid Utan Kayu, Jakarta Timur, 18 Desember 1997 silam, hubungan asmara mereka pun kerap diwarnai pertengkaran. “Kita sering cekcok karena perbedaan karakter dan sebagainya. Tapi itu tidak membuat saya berpikir untuk mundur. Saya melihat perbedaan itu bukan perbedaan prinsip, tapi perbedaan yang sifatnya bias-bias karakter. Itu yang membuat saya yakin hubungan kami bisa diterusin,” ungkap pria yang mulai menjalin kasih dengan Lala pada awal tahun 1997.“Biasalah kalau kami ribut soal masalah-masalah kecil tapi nggak pernah dibesar-besarin. Kami selalu mencoba menjajaki terus karakter kami. Misal saja, ada salah satu yang nggak cocok, di antara kami ada yang mengalah,” timpal Lala. Tidak mudah melewati proses adaptasi itu. Lebih-lebih lagi visi dan misi hubungan mereka tidak searah. Yang satu pengin buru-buru menikah, satu lagi belum siap. Namun, lama kelamaan mereka menyadari kelebihan dan kekurangan manusia itu sesuatu yang wajar. Tris yang sempat diragukan keseriusannya, akhirnya melamar Lala. “Dia itu orangnya beranipada saat melamar saya. Dan Alhamdulillah orangtua akhirnya ngasih jalan juga,” urai Lala anak ke-3 dari lima bersaudara anak pasangan Suparlan - Endang Sutatik.
Sebelum memutuskan menikah, Lala dan mantan presenter antv ini mesti minta ijin lebih dulu pada kakak Lala. Pasalnya, ia orang yang diikuti Lala selamakuliah dan ingin dilangkahi Lala. Untungnya, kakak Lala tidak minta pelangkah apapun. “Itu tidak terlalu jadi beban. Karena pada akhirnya kakak saya menerima kalau dia didahului saya,” ujar Lala dengan wajah berseri-seri. *ind
“Membangun komunikasi yang baik demi mempertahankan keutuhan rumah tangga.” (Tris Irawan - Kukuh Sri Gupalawati)

1 komentar:

Hifni A Assegaf mengatakan...

Great to hear again about you LALA