Jumat, 29 Juni 2007

Pesta Ramadhan Segera Dimulai!

Seperti tahun-tahun sebelumnya, jika bulan Ramadhan tiba, hampir semua stasiun televisi berlomba-lomba membuat tayangan yang bernuansa Ramadhan, mulai dari tayangan talkshow, sinetron, kuliah tujuh menit (Kultum), kuis sampai acara off air. Intinya, dalam bulan Ramadhan ini, semua televisi berusaha memberikan tontonan terbaik baik saat berbuka maupun sahur demi rating. Lantas bagaimana dengan kemasan yang seringkali menimbulkan protes di masyarakat?
Memang, belanja konsumtif masyarakat Indonesia meningkat pada bulan Puasa /Ramadhan. Peluang itu ditangkap media elektronik yang mencoba meraup belanja iklan aneka produk yang cukup gencar mendera masyrakat di bulan Ramadhan.
Tak pelak, media elektronik sebagai salah satu tempat pembelanjaan iklan yang besar mencoba mengemas berbagai tayangan yang diharapkan diminati penonton agar ratingnya tinggi, dengan demikian pemasang iklan akan berlomba-lomba memasang iklan pada tayangan primadona itu.
Selama bulan Ramadhan, jam tayang utama (prime time) stasiun televisi swasta nasional bergeser menjadi menjelang berbuka dan menjelang sahur. Aneka tayangan yang ada berlomba-lomba menjaring pemirsa sebanyak mungkin, termasuk memberikan hadiah kuis yang besar dengan pertanyaan dangkal.
Maka, acara-acara yang tampil pada jam tayangutama lebih banyak diisi kemasan hiburan. Jika ada dakwah, sekadar tempelan dengan durasi sekian menit yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan durasi penggalan iklan di sela-sela acara.
Sebut saja pada jam tayang menjelang saat berbuka, sederet acara hiburan ”Kelurahan 1/2 Apartemen” dan ”Yukita Tawa” (TPI), ”Sambil Buka Yuuk” (AnTV). Sementara menjelang sahur adalah ”OB” dan ”Stasiun Ramadhan” (RCTI), ”Sana Sini Sahur” (SCTV), ”Komedi Putar” (TPI), ”Ramadhan di Istana” (Indosiar), ”Sambil Sahur Yuuk” (AnTV), ”Ngelenong Yuk” dan ”Kerajaan Sahur” (TransTV), ”Kerajaan Sahur” disiarkan pula TV7 pada jam yang sama. Setiap stasiun televisi swasta pun berlomba-lomba menampilkan pelawak sepopuler mungkin pada programnya masing-masing.
Acara kuis pun tak perlu malu-malu ditayangkan dini hari, semacam ”Kuis Super Deal 2 Milyar” (ANTV). Belum lagi sejumlah sinetron ”beraroma” Ramadan, meski dalam kemasannya tetap ”berbau” mistis dan kekerasan. Pokoknya, semua mendera pesawat televisi yang dinyalakan pada jam tayang utama menjelang buka dan sahur.
Terlihat, prime time (jam tayang utama) televisi pun berpindah ke waktu tersebut. Ketertarikan penonton yang besar terhadap tayangan hiburan pun dimanfaatkan dengan menghadirkan program lawak demi memperbesar jumlah penonton untuk mendapatkan rating tinggi, yang akhirnya memberi peluang besar mendapatkan banyak iklan.
Seperti diakui Harsiwi Achmad, Direktur Programming RCTI, ”Program komedi ini merupakan tayangan ringan yang bertujuan untuk membangunkan pemirsa, menambah semangat dan menemani selama sahur, tentunya dengan kelucuan-kelucuan yang di buat oleh Eko, Ulfa, Parto, Tessy, dan Tukul.”
Ketua KPID Jawa Barat, Dadang Rahmat Hidayat melihat, rating memang tetap menjadi incaran penyelenggara penyiaran meskipun saat bulan Ramadan. Tibanya bulan puasa, tidak berarti proses pencarian rating pun ditangguhkan sementara.
Hasil pengamatan ”Bandung Spirit TV Watch”, tidak kurang 50 judul sinetron ditayangkan berbagai stasiun televisi nasional sejak dini sampai malam hari pada Ramadhan tahun ini. Namun, semua sinetron tersebut secara substansi sama saja dengan sinetron-sinetron lain yang ditayangkan pada waktu di luar bulan Ramadan. Yang berbeda hanya pada aksentuasi ”label” religiusnya saja.
Padahal, menurut Ketua Bandung Spirit TV Watch, Didin Sabarudin, idealnya program tayangan televisi untuk Ramadan--terlebih sinetron--memunculkan kisah yang menyejukkan, sarat pembelajaran, dan memberikan berbagai hikmah yang berguna bagi peningkatan keimanan dan kualitas kehidupan. Namun realitas menunjukan, masalah-masalah religius justru divisualisasikan menjadi mistis dan gaib.
**
Sebagai stasiun televisi swasta tertua, RCTI berkeyakinan apa yang disuguhkannya di layar kaca bertujuan memanjakan pemirsa yang tengah berpuasa tentunya dengan program-program berkualitas. ”Pada bulan Ramadan tahun ini, kami menggelar berbagai acara spesial bagi pemirsa, yang dimulai bulan Agustus lalu. Kami sengaja menghadirkan program-program tersebut dengan tujuan memberikan pencerahan dan menambah keimanan dan teladan baik yang terus dikenang oleh pemirsa selama bulan Ramadan. Kami berharap dengan program tersebut, penonton lebih terikat dengan program-program RCTI,” kata Harsiwi Achmad.
Saat-saat menjelang Ramadhan, sepanjang Ramadhan, baik ketika makan sahur, berbuka puasa maupun saat-saat istimewa lainnya, RCTI telah menyiapkan program-program seperti sinetron ”Taqwa” yang ditayangkan sejak tanggal 28 Agustus. Kemudian menemani orang bersantap sahur, RCTI juga menyiapkan program ”Star” (Stasiun Ramadhan) yang mulai ditayangkan tanggal 24 September dari hari Senin-Minggu, pukul 3.00 - 4.30 WIB.
Program variety show produksi RCTI yang telah memasuki tahun kedua ini sarat lawakan yang dibawakan lima pemain utamanya, para ”biang” pengocok perut yaitu Eko Patrio, Ulfa Dwi Yanthi, Parto, Tessy dan Tukul Arwana yang selalu berubah-ubah peran dalam setiap episode, agar pemirsa tidak bosan dan selalu menunggu perubahan karakter mereka berkembang sesuai tuntutan cerita.
Selain kedua paket tersebut, RCTI juga menghadirkan program ”Kultum” yang dibawakan oleh Aa Gym. Siraman rohani selama tujuh menit menjelang saatnya berbuka puasa yang disampaikan oleh K.H. Abdullah Gymnastiar ini mengupas tentang membangun akhlak manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang paling tinggi agar menjadi insan yang sebaik-baiknya.
Di samping itu, ada pula program ”Tabligh Akbar” bersama Aa Gym yang menyampaikan dakwah berkenaan dengan konsep terbaru dan dihubungkan dengan permasalahan yang sedang terjadi saat ini. Ia ditemani seorang selebriti untuk berdialog dan membacakan saritilawah dari ayat suci Al kuran. Acara ini merupakan acara off air yang disiarkan langsung dari beberapa kota di Indonesia dengan host Intan Nuraini dengan iringan nasyid dan kesenian daerah juga para artis sebagai bintang tamu seperti Irvan Hakim dan Gunawan.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Budi Dharmawan, Manajer Humas SCTV. Budi mengatakan, untuk Ramadhan tahun ini, SCTV telah menyiapkan berbagai macam program yang bertujuan memberikan kepuasan bagi pemirsanya seperti sinetron ”Kiamat Sudah Dekat 2”, ”Lorong Waktu”, ”Sana Sini Sahur”, serta kuliah tujuh menit menjelang buka yang dibawakan Ustaz Jefry Al Bukhori.
”Hampir sama dengan tahun lalu, tahun ini kita juga menyiapkan berbagai macam acara unggulan, seperti sinetron ’Kiamat Sudah Dekat 2’ dan ’Lorong Waktu’ serta berbagai acara lain. Dari SCTV sendiri, program-program tersebut sudah disiapkan lama dan kebetulan menjadi program unggulan SCTV,” katanya.
Budi mencontohkan, pada tahun lalu sinetron ”Kiamat Sudah Dekat” mampu menjadi sinetron yang sangat digemari masyarakat dan itu terbukti dari rating yang diraihnya. ”Nah untuk tahun ini, kami kembali melanjutkan sinetron tersebut. Ide ceritanya hampir sama, cuma ada pengembangan cerita di sana-sini, tetap dengan menghadirkan tokoh-tokoh seperti Kipli, Saprol, Pak Haji dan tokoh-tokoh lainnya,” lanjut Budi.
Sedangkan untuk program menemani orang bersantap sahur, SCTV menghadirkan program reality show ”Sana-Sini Sahur” dengan menghadirkan tokoh Dewi Judes, Kelik serta tokoh lainnya. Program ini sebenarnya merupakan pengembangan program reality show yang pernah ada di SCTV sebelumnya.
”Kalau dulu, kita memakai program berformat radio dengan pembawa acara Ulfa dan Eko, maka tahun ini kita ubah, karena kecenderungan penonton sudah mulai bosan dengan format seperti itu. Jalan cerita yang dikemas juga sangat santun, berkaitan dengan kehidupan keseharian kita. Jadi acara ini di kemas secara secara komedi, cuma menjurus ke parodi,” kata Budi Dharmawan. Toh Eko sekarang tak ”bermain” di SCTV. Dia tampil di TPI, AnTV, dan RCTI.
Begitu juga dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang kini bersemboyan Makin Indonesia Makin Asyik. Melalui Manajer Humasnya Theresia Ellasari, pada bulan Ramadhan ini, TPI menyiapkan program-program yang lebih islami, seperti program ”Da'i dan Dai'ah”, ”Komedi Putar”, ”1/3 Malam”, ”Kelurahan 1/2 Apartemen”, termasuk program sinetron seperti ”Hidayah-Mu” dan ”Kehendak-Mu” spesial Ramadan.
”Sejak tahun lalu, TPI memang telah menampilkan program-program Ramadan yang berbeda dengan televisi lain,” kata Ellasari.
Itulah kenyataan tayangan stasiun televisi swasta yang sarat hiburan demi mengejar rating yang berujung pada minat pemasang iklan dan sponsor dalam acara yang ditayangkannya. Meski adapula yang menampilkan kajian agama lebih komprehensif, semacam ”Tafsir Al Mishbah” di MetroTV.
Toh semua terpulang kepada pemirsa, apakah akan larut dalam canda selama sebulan penuh atau lebih menggunakan waktu untuk hal-hal yang positif dalam beribadah?

Tidak ada komentar: